Literatur Review 20 Jurnal
1. Jurnal 1
Penulis Jurnal: Bambang Mudjiyanto1 & Emilsyah Nur
Judul Jurnal: Semiotika Dalam Metode Penelitian Komunikasi
Halaman Jurnal: 71-82
Teori
Semiotika adalah studi tentang tanda dan simbol serta cara mereka digunakan untuk menyampaikan makna. Ferdinand de Saussure dan Charles Sanders Peirce adalah dua tokoh utama dalam bidang ini. Saussure membagi tanda menjadi dua komponen: penanda (signifier) dan petanda (signified). Penanda adalah bentuk fisik tanda (misalnya, kata atau gambar), sedangkan petanda adalah konsep atau makna yang diwakili oleh penanda.
Saussure juga memperkenalkan konsep hubungan arbitrer antara penanda dan petanda, yang berarti bahwa tidak ada hubungan alamiah antara tanda dan maknanya; hubungan ini ditentukan oleh konvensi sosial. Sebagai contoh, kata "pohon" dalam bahasa Indonesia dan "tree" dalam bahasa Inggris sama-sama menunjuk pada objek yang sama, tetapi bunyinya berbeda karena konvensi bahasa yang berbeda.
Charles Sanders Peirce memperluas konsep ini dengan mengklasifikasikan tanda menjadi tiga jenis: ikon, indeks, dan simbol. Ikon adalah tanda yang memiliki kemiripan langsung dengan objek yang direpresentasikan (misalnya, foto). Indeks adalah tanda yang memiliki hubungan sebab-akibat atau keberadaan dengan objeknya (misalnya, asap sebagai tanda api). Simbol adalah tanda yang hubungannya dengan objeknya bersifat konvensional atau arbitrer (misalnya, kata-kata dalam bahasa).
Metodologi
Metodologi yang digunakan dalam jurnal ini adalah tinjauan pustaka terhadap literatur yang ada mengenai tanda-tanda semiotik. Penulis mengumpulkan literatur dari berbagai sumber untuk memahami bagaimana semiotika telah diterapkan dalam penelitian komunikasi. Fokusnya adalah pada konteks budaya dan sosial yang mempengaruhi makna tanda.
Hasil
Penelitian ini menekankan bahwa ilmu semiotika dimanfaatkan untuk menganalisis berbagai jenis komunikasi, seperti teks, gambar, dan media lainnya. Dengan memahami jenis-jenis tanda dan konteks budayanya, para peneliti dapat mengungkap makna yang tersembunyi dalam pesan komunikasi tersebut. Hal ini menjadi sangat penting untuk mengenali bagaimana beragamnya pandangan seseorang terhadap suatu pesan yang sama oleh audiens yang berbeda.
Temuan utama lainnya adalah kepentingan konteks dalam mengartikan tanda-tanda. Makna tanda-tanda tidaklah tetap, melainkan tergantung pada situasi budaya dan sosial. Sebagai contoh, suatu simbol bisa memiliki makna yang berbeda-beda di berbagai kebudayaan. Dengan demikian, para peneliti perlu memperhatikan konteks ini ketika menganalisis tanda-tanda dalam komunikasi.
2. Jurnal 2
Penulis Jurnal: Erwan Efendi, Irfan Maulana Siregar, Rifqi Ramadhan Harahap
Judul Jurnal: Semiotika Tanda dan Makna
Halaman Jurnal: 154-163
Teori
Semiotika mempelajari cara manusia memberi makna pada objek di sekitarnya. Ini tidak hanya tentang komunikasi, tetapi juga tentang bagaimana objek membentuk sistem tanda yang terstruktur. Studi semiotika mencakup cara tanda-tanda berfungsi, hubungannya dengan tanda-tanda lain, dan bagaimana mereka disampaikan dan diterima. Analisis semiotik membantu kita memahami cara unsur-unsur teks berinteraksi dengan pengetahuan budaya untuk menciptakan makna.
Semiotika berasal dari kata Yunani "semeion", yang berarti tanda. Ini adalah ilmu yang mempelajari tanda dan segala yang berhubungan dengannya, seperti sistem tanda dan proses komunikasi. Dua tokoh utama dalam semiotika adalah Ferdinand de Saussure dan Charles Sander Peirce, keduanya berasal dari latar belakang ilmu linguistik. Saussure menggunakan istilah "semiologi", sementara Peirce menggunakan "semiotika". Meskipun istilah ini berbeda, mereka mengacu pada ilmu yang sama tentang tanda-tanda. Saussure lebih fokus pada ciri-ciri linguistik, sementara Peirce lebih condong pada logika.
Semiotika adalah studi tentang tanda-tanda, yang menjadi dasar dari komunikasi manusia. Kata "semiotika" berasal dari bahasa Yunani yang berarti "tanda" atau "penafsiran tanda". Semiotika berakar dari studi klasik dan skolastik tentang logika, retorika, dan poetika. Tanda-tanda tersebut hanya memiliki makna dalam hubungannya dengan pembacanya. Ada dua jenis semiotika, yaitu semiotika komunikasi dan semiotika signifikasi. Semiotika adalah ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda, yang mempelajari bagaimana manusia memaknai hal-hal. Menurut Saussure, tanda merupakan kesatuan dari dua bidang yang tidak dapat dipisahkan, sementara menurut Peirce, tanda adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain dalam batas-batas tertentu. Semiotika terutama terkait dengan makna dari tanda dan simbol dalam bahasa.
3. Jurnal 3
Penulis Jurnal: Ni Wayan Sartini
Judul Jurnal: Tinjauan Teoritik tentang Semiotik
Halaman Jurnal: 154-163
Teori
Kalau kita telusuri dalam buku-buku semiotik yang ada, hampir sebagian besar menyebutkan bahwa ilmu semiotik bermula dari ilmu linguistik dengan tokohnya Ferdinand de de Saussure (1857 - 1913). de Saussure tidak hanya dikenal sebagai Bapak Linguistik tetapi juga banyak dirujuk sebagai tokoh semiotik dalam bukunya Course in General Linguistics (1916).
Bahasa adalah sistem tanda yang saling terhubung. Setiap tanda memiliki dua sisi yang tak terpisahkan dan hubungannya disahkan oleh konvensi. Misalnya, kata "bunga" memiliki makna yang bervariasi bergantung pada kesepakatan masyarakat. Makna tanda tidak pernah sepenuhnya tertangkap karena terhubung dengan tanda-tanda lain dalam sistem bahasa. Ini karena prinsipnya bahwa makna ditemukan melalui penemuan akan apa yang bukan. Sebagai contoh, kucing adalah kucing karena bukan anjing atau bajing.
Semiotik berasal dari kata Yunani "semeion" yang berarti "tanda". Secara terminologis, semiotik adalah ilmu yang mempelajari tanda dan sistem tanda. Ini mencakup obyek, peristiwa, dan kebudayaan sebagai tanda. Semiotik memeriksa tindak komunikasi dan aspek sastra untuk memahami fenomena sosial dan budaya.
Ada sembilan jenis semiotik yang dikenal saat ini, termasuk semiotik analitik, deskriptif, faunal zoosemiotic, kultural, naratif, natural, normatif, sosial, dan struktural. Semiotik analitik menganalisis sistem tanda menjadi ide, obyek, dan makna. Semiotik deskriptif memperhatikan sistem tanda yang bisa dirasakan saat ini. Semiotik faunal zoosemiotic khusus memperhatikan tanda yang dihasilkan oleh hewan. Semiotik kultural menelaah sistem tanda dalam kebudayaan masyarakat. Semiotik naratif membahas sistem tanda dalam narasi seperti mitos dan cerita lisan. Semiotik natural menelaah tanda yang dihasilkan oleh alam. Semiotik normatif membahas sistem tanda yang dibuat oleh manusia berupa norma-norma. Semiotik sosial menelaah sistem tanda yang dihasilkan manusia, baik berupa kata maupun kalimat. Semiotik struktural mempelajari sistem tanda melalui struktur bahasa.
Bahasa memiliki dimensi ganda, dipengaruhi tidak hanya oleh hubungan antara lambang bahasa itu sendiri tetapi juga oleh konteks sosial dan situasional. Studi bahasa sebagai kode fokus pada hubungan antara bentuk, lambang, dan hubungan mereka dengan dunia luar serta pemakaiannya. Tiga komponen sistem bahasa adalah sintaktik, semantik, dan pragmatik. Media komunikasi manusia dibagi menjadi verbal dan non-verbal, serta lisan dan tulisan. Unsur pragmatik, yaitu hubungan antara tanda dan pemakainya, menjadi bagian penting dari sistem semiotik.
4. Jurnal 4
Penulis Jurnal: Sinung Utami Hasri Habsari
Judul Jurnal: ANALISA SEMIOTIKA KOMUNIKASI VISUAL IKLAN LAYANAN
MASYARAKAT LINGKUNGAN HIDUP
Halaman Jurnal: 106-113
Teori
Iklan merupakan suatu bentuk komunikasi massa yang bertujuan untuk mempersuasi masyarakat. Komunikasi visual terutama iklan harus dibuat secara multiaspek dan multidimensi untuk mendapatkan perhatian dan respon positif dari masyarakat. Bahasa merupakan media utama di dalam komunikasi periklanan selain gambar, dan warna.
Komunikasi visual merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari kita. Dalam menyampaikan konsep, isi, atau makna, komunikasi visual memiliki peranan yang penting. Berbagai bentuk komunikasi visual seperti iklan, poster, kalender, brosur, flyer, dan lainnya telah menjadi bagian dari kehidupan kita. Menurut Tinarbuko (2010:23-24), desain komunikasi visual mencerminkan budaya dan nilai-nilai masyarakat pada suatu waktu tertentu. Desain komunikasi visual mempelajari konsep komunikasi serta ekspresi kreatif, yang diterapkan dalam berbagai media komunikasi visual dengan menggunakan elemen desain grafis seperti gambar, huruf dan tipografi, warna, komposisi, dan tata letak.
Iklan Layanan Masyarakat adalah jenis periklanan yang dilakukan oleh pemerintah, organisasi komersial maupun non-komersial, untuk mencapai tujuan social atau sosio-
ekonomis (Nurhadi,1996:136).
Semiotika merupakan ilmu atau metode analisis yang digunakan untuk memeriksa tanda-tanda. Pada dasarnya, semiotika mempelajari bagaimana manusia memberi makna pada berbagai hal. Makna di sini tidak hanya berarti menyampaikan informasi, tetapi juga menciptakan sistem terstruktur dari tanda-tanda itu sendiri (Sobur, 2009:15). Tanda-tanda tersebut tidak hanya berfungsi sebagai komunikasi, tetapi juga menjadi bagian integral dari kegiatan sehari-hari manusia. Menurut Saussure, tanda terdiri dari dua bidang yang tak terpisahkan, seperti selembar kertas. Di satu sisi, ada penanda atau bentuk, yang di sisi lainnya, ada petanda atau konsep yang diwakilinya. Kedua aspek ini saling terkait dan terdapat dalam tanda itu sendiri, menjadikan tanda sebagai representasi konsep atau makna yang disampaikan (Sobur, 2009:46).
Metodologi
Penganalisaan iklan layanan masyarakat tentang lingkungan hidup dengan kajian semiotika komunikasi visual berdasarkan, Semiotika Charles Sanders Pierce(Ikon, Indeks, Simbol), Semiotika Roland Barthes (Kode Hermeneutik, Kode Semantik, Kode Simbolik, Kode Narasi, dan Kode Kebudayaan), dan Semiotika Saussure untuk melihat makna denotative dan makna konotatif.
Hasil
Kajian Iklan Layanan Masyarakat (ILM) dalam bentuk poster bertema lingkungan hidup, berisi pesan-pesan visual yang persuasive sebagai ajakan kepedulian terhadap kerusakan lingkungan yang makin parah. Kode kultural dari aspek pengetahuan, memberikan pendidikan tentang segala sesuatu yang bersifat baik-buruk dari suatu
sebab akibat, salah-benar dan jahat-suci. Pendikan semacam ini sangat diperlukan untuk anak-anak khususnya agar mereka bisa merasakan atmosphere masa depan dunia yang hijau dan bersih. Kode Kebudayaan yang tersirat dalam poster juga diarahkan untuk memberi
pengaruh yang berhubungan dengan gaya hidup, etika, dan estetika.
5. Jurnal 5
Penulis Jurnal: Sri Hesti Heriwati
Judul Jurnal: Semiotika Dalam Periklanan
Halaman Jurnal: 1-13
Teori
Kehidupan manusia sangat terkait dengan desain komunikasi visual, yang merupakan manifestasi budaya yang dipengaruhi oleh nilai-nilai pada masa tertentu. Bahasa periklanan harus dipilih dengan hati-hati untuk mengurangi perbedaan interpretasi, memfasilitasi komunikasi antara bisnis dan konsumen, dan mempengaruhi adaptasi konsumen. Desain komunikasi visual harus persuasif dan mudah dipahami, didasarkan pada pengetahuan, rasionalitas, dan pragmatisme. Ini melibatkan berbagai media dan berkembang seiring dengan kemajuan teknologi dan peradaban. Desain komunikasi visual memiliki peran penting dalam menyampaikan pesan secara efektif kepada audiens. Ini melibatkan perencanaan dan desain berbagai bentuk informasi visual, mulai dari konsep kreatif hingga visualisasi final untuk mencapai komunikasi yang fungsional, persuasif, dan artistik. Desain iklan, baik komersial maupun non-komersial, melibatkan berbagai media periklanan, seperti media massa, internet, dan ponsel.
Melalui pendekatan teori semiotika, diharapkan periklanan sebagai iklan layanan masyarakat bisa dikelompokkan berdasarkan tanda, kode, dan makna yang terkandung di dalamnya. Hal ini membantu dalam memahami pertimbangan estetik dalam periklanan sebagai iklan layanan masyarakat melalui hubungan antara tanda dan pesan. Dengan pendekatan teori semiotika, kita dapat mengetahui keselarasan antara tanda verbal dan tanda visual untuk mendukung kesatuan penampilan periklanan, serta hubungan antara jumlah muatan isi pesan (verbal dan visual) dengan tingkat kreativitas desain periklanan. Ini bertujuan untuk menghindari pandangan bahwa iklan hanya bersifat konsumtif.
Aplikasi perancangan dan perencanaan desain iklan komersial maupun iklan layanan masyarakat selalu melibatkan berbagai media. Dengan pendekatan teori semiotika, kita dapat memahami dasar keselarasan antara tanda verbal dan tanda visual untuk mendukung kesatuan penampilannya, serta hubungan antara jumlah muatan isi pesan (verbal dan visual) dengan tingkat kreativitas desainnya.
6. Jurnal 6
Penulis Jurnal: Dessy Yunita, Ahmad Nazaruddin, Welly Nailis
Judul Jurnal: Pengaruh Youtube Advertising
terhadap Brand Awareness dan Purchase Intention
Halaman Jurnal: 36-46
Teori
Penelitian ini meneliti pemasaran melalui iklan di perangkat mobile, khususnya di YouTube. Teori yang digunakan mencakup nilai iklan, kredibilitas iklan, dan dampaknya terhadap kesadaran merek dan minat beli konsumen. Berdasarkan teori-teori ini, perilaku konsumen terhadap iklan dipengaruhi oleh sejauh mana mereka menyukai iklan tersebut, yang kemudian memengaruhi kesukaan mereka terhadap merek yang diiklankan.
Metode
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif melalui survei yang melibatkan pengguna YouTube sebagai responden.
Hasil Penelitian
1. Informativeness: Tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kesadaran merek. Hal ini menunjukkan bahwa iklan YouTube yang bersifat informatif tidak cukup untuk meningkatkan kesadaran merek di kalangan konsume.
2. Credibility: Tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kesadaran merek. Artinya, meskipun iklan dianggap kredibel, itu tidak cukup untuk meningkatkan kesadaran merek secara signifikan.
3. Entertainment dan Irritation: Meskipun tidak dibahas secara rinci dalam hasil ini, kedua faktor ini dihipotesiskan mempengaruhi kesadaran merek dan niat beli berdasarkan literatur tentang pemasaran melalui iklan mobile.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa meskipun iklan mobile melalui YouTube memiliki potensi besar, faktor-faktor seperti informativeness dan credibility perlu ditingkatkan lebih lanjut agar efektif dalam meningkatkan kesadaran merek dan minat beli konsumen.
7. Jurnal 7
Penulis Jurnal: Syahruni, Hadawiah, Zelfia
Judul Jurnal: ANALISIS SEMIOTIKA IKLAN WARDAH BEAUTY MOVES YOU
MELALUI MEDIA YOUTUBE
Halaman Jurnal: 202-220
Teori
Penelitian ini mengacu pada teori semiotika Roland Barthes, yang meneliti tanda-tanda dan simbol dalam komunikasi. Barthes mengidentifikasi dua tingkatan signifikasi: denotasi dan konotasi, serta mitos. Denotasi merujuk pada makna langsung dan objektif dari tanda, sementara konotasi mencakup makna yang lebih emosional dan budaya. Mitos, menurut Barthes, adalah sistem tanda yang melibatkan konotasi lebih lanjut yang sering kali mencerminkan ideologi tertentu.
Metode
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan teknik analisis data berdasarkan semiotika Roland Barthes. Peneliti mengidentifikasi dan menginterpretasikan tanda-tanda yang ada dalam iklan YouTube "Wardah Beauty Moves You". Proses analisis data melibatkan penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dipahami dan mencari hubungan dari berbagai konsep.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam iklan "Wardah Beauty Moves You", lima perempuan dengan penampilan yang berbeda (tiga berhijab dan dua tidak) berjalan bersama dengan percaya diri. Analisis denotatif menggambarkan lima perempuan dengan penampilan berbeda berjalan bersama, sementara konotasinya adalah pesan tentang kepercayaan diri dan kemampuan untuk memancarkan kecantikan dalam berbagai bentuk. Mitos yang terbentuk dari iklan ini adalah bahwa kecantikan bisa datang dalam berbagai bentuk dan setiap perempuan bisa memancarkan keindahannya dengan percaya diri.
8. Jurnal 8
Penulis Jurnal: Hasnatang, La Ino, Yasid, Aris Badara
Judul Jurnal: KAJIAN SEMIOTIKA PADA IKLAN KOSMETIK DALAM MEDIA ELEKTRONIK
Halaman Jurnal: 62-70
Teori
Penelitian ini menggunakan teori semiotika dari Roland Barthes yang berfokus pada konsep penanda (signifiant) dan petanda (signifié). Barthes mengembangkan teori ini menjadi konsep metabahasa dan konotasi. Penanda merujuk pada bentuk fisik tanda, sementara petanda adalah konsep mental yang terkait dengannya. Barthes menjelaskan dua tingkatan makna: denotasi (makna literal atau paling nyata) dan konotasi (makna yang sudah berhubungan dengan konteks sosial dan budaya).
Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1. Sumber Data: Iklan lipstik merek Wardah yang ditayangkan di media elektronik dan diunduh melalui YouTube.
2. Instrumen Penelitian: Iklan yang diunduh dan observasi langsung terhadap iklan yang ditayangkan di berbagai stasiun televisi.
3. Teknik Pengumpulan Data: Observasi, teknik menyimak, wawancara, dan teknik mengunduh.
4. Teknik Analisis Data: Identifikasi, klasifikasi, analisis, dan konsultasi dengan teori semiotika Roland Barthes, serta penyimpulan hasil penelitian.
Hasil Penelitian
Penelitian ini mengidentifikasi beberapa temuan utama:
1. Makna Denotasi: Iklan lipstik Wardah menggambarkan perempuan berkulit putih, cantik, tinggi, dan langsing dengan lipstik warna cerah.
2. Makna Konotasi: Iklan ini menanamkan konsep kecantikan perempuan serta berbagai warna yang sesuai dengan karakter atau pribadi pengguna lipstik tersebut.
3. Kode-Kode Barthes: Penelitian menemukan berbagai kode seperti kode hermeneutik (teka-teki), kode semik (konotatif), kode simbolik, kode proaretik (naratif), dan kode gnomik (kultural). Iklan lipstik Wardah memanfaatkan tubuh perempuan dan dipengaruhi oleh budaya barat yang mempengaruhi budaya lokal.
Simpulan
Makna yang ditampilkan dalam iklan lipstik Wardah mencakup konsep kecantikan yang ideal menurut standar sosial dan budaya yang ada. Iklan ini menggunakan simbol-simbol tertentu untuk menarik perhatian dan menyampaikan pesan kecantikan yang diinginkan oleh masyarakat.
Penelitian ini juga memberikan saran agar hasilnya bisa digunakan sebagai bahan pembelajaran iklan di sekolah, terutama dalam menginterpretasi makna iklan secara tertulis maupun lisan.
9. Jurnal 9
Penulis Jurnal: Monique Helenaa dan El Chris Natalia
Judul Jurnal: Pengaruh Efektivitas Iklan Youtube terhadap
Brand Image
Halaman Jurnal: 123-140
Teori
Penelitian ini berangkat dari teori komunikasi pemasaran yang mengemukakan bahwa iklan merupakan alat efektif untuk menyampaikan informasi produk dan mempengaruhi perilaku konsumen. Penelitian ini khususnya mengacu pada model DAGMAR yang dikembangkan oleh Rehman et al., yang meliputi tahapan kesadaran (awareness), pengetahuan (knowledge), menyukai (liking), dan preferensi (preference). Model ini digunakan untuk mengukur efektivitas iklan dan bagaimana tahap-tahap tersebut mempengaruhi citra merek (brand image).
Citra merek sendiri dijelaskan sebagai persepsi dan pengetahuan konsumen mengenai suatu merek yang mempengaruhi perilaku konsumen. Hal ini mencakup identitas merek, kepribadian merek, asosiasi merek, perilaku dan sikap merek, serta kompetensi dan manfaat merek.
Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif eksplanatif. Data dikumpulkan melalui survei dengan menyebarkan kuesioner daring kepada 100 responden yang merupakan subscriber akun YouTube Head & Shoulders. Populasi penelitian adalah seluruh subscribers akun YouTube Head & Shoulders yang berjumlah 22.600, dan sampel diambil menggunakan rumus Slovin sehingga menghasilkan 100 responden.
Metode analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif dan inferensial untuk menguji pengaruh variabel independen (efektivitas iklan) terhadap variabel dependen (citra merek). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dengan metode snowball sampling untuk mengumpulkan responden.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara efektivitas iklan YouTube Bloopers Joe Taslim “Head & Shoulders” terhadap pembentukan citra merek perusahaan. Analisis data menunjukkan bahwa iklan yang efektif meningkatkan kesadaran, pengetahuan, menyukai, dan preferensi terhadap merek, yang pada akhirnya membentuk citra merek yang positif di benak konsumen.
Penelitian ini mendukung temuan sebelumnya yang juga menunjukkan bahwa iklan di media sosial dapat mempengaruhi citra merek. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Hairani (2016), Pramanda & Nurfebiaraning (2018), serta Adrian & Nurhayati (2018), yang semuanya menemukan bahwa iklan di media sosial memiliki dampak positif terhadap citra merek.
10. Jurnal 10
Penulis Jurnal: Sabila Nurul Fauziah, Cecep Safa’atul Barkah, Lina Aulina, Iwan Sukoco
Judul Jurnal: YOUTUBE ADVERTISEMENT SEBAGAI IMPLEMENTASI KOMUNIKASI
BISNIS PADA PRODUK SKINCARE LOKAL
Halaman Jurnal: 82-91
11. Jurnal 11
Penulis Jurnal: Wenny Dwi Tri Aristyaningsih
Judul Jurnal: KAJIAN SEMIOTIK IKLAN KOSMETIK INDONESIA STUDI KASUS: IKLAN SARIAYU TREN WARNA 2009
Halaman Jurnal: 11-17
Teori
Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tanda (sign), fungsi tanda, dan produksi makna. Dalam konteks iklan, semiotika membantu memahami makna di balik tanda-tanda verbal dan visual yang digunakan. Tanda-tanda ini bisa berupa gambar, tulisan, warna, dan elemen visual lainnya yang secara bersama-sama menciptakan pesan yang ingin disampaikan oleh iklan kepada audiens. Semiotika iklan menggunakan teori segitiga makna dari Charles Sanders Peirce, yang mencakup sign, object, dan interpretant .
Metode
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang menggunakan analisis semiotik sebagai metode untuk menginterpretasikan makna dari tanda-tanda dalam iklan Sariayu Tren Warna 2009. Sumber data utama adalah iklan-iklan Sariayu di majalah, dengan data tambahan dari wawancara dengan pakar di bidang desain komunikasi visual. Teknik pengumpulan data mencakup dokumentasi, studi literatur, dan wawancara. Proses analisis dimulai dengan mengidentifikasi tanda-tanda dalam iklan, menginterpretasikan tiap tanda, dan memaknai keseluruhan tanda berdasarkan hasil interpretasi tersebut .
Hasil
1. Deskripsi Visual Iklan:
- Versi Pertama: Iklan Sariayu Martha Tilaar Tren Warna 2009 “Cantika Jawa Timur” memiliki visual yang menonjolkan keindahan budaya Jawa Timur melalui elemen visual seperti warna dan simbol budaya lokal. Iklan ini berukuran dua halaman penuh dengan warna yang kaya dan ditempatkan di halaman pertama setelah sampul majalah.
- Versi Kedua: Meskipun detail spesifik tidak disertakan dalam deskripsi ini, iklan versi kedua juga menonjolkan keindahan budaya lokal dengan pendekatan visual yang berbeda.
2. Makna Iklan:
- Melalui analisis semiotik, ditemukan bahwa iklan Sariayu menggunakan tanda-tanda visual dan verbal untuk menekankan keindahan dan kekayaan budaya Indonesia, khususnya Jawa Timur. Warna, motif, dan elemen visual lainnya tidak hanya berfungsi sebagai daya tarik estetika tetapi juga sebagai simbol identitas budaya yang memperkuat pesan brand tentang kecantikan alami dan tradisional.
- Interpretasi dari tanda-tanda ini menunjukkan bahwa iklan Sariayu berusaha untuk membangun citra produk yang tidak hanya meningkatkan kecantikan fisik tetapi juga membangkitkan rasa bangga terhadap budaya lokal.
Kesimpulan
Iklan Sariayu Tren Warna 2009 berhasil memadukan elemen-elemen budaya lokal dalam strategi periklanan mereka melalui penggunaan tanda-tanda semiotik yang efektif. Hal ini menunjukkan bahwa iklan tidak hanya berfungsi sebagai alat pemasaran tetapi juga sebagai medium komunikasi budaya yang dapat meningkatkan nilai-nilai lokal dan identitas nasional.
Saran
1. Bagi Advertising Agency: Pertahankan konsistensi dalam mengusung tema-tema tradisional Indonesia dan tingkatkan kreativitas dalam pembuatan iklan.
2. Bagi Perusahaan Kosmetik: Contoh langkah Sariayu dalam mempromosikan produk dengan kegiatan sosial yang positif.
3. Bagi Khalayak Wanita: Jangan terjebak dalam konsep kecantikan iklan; produk makeup seharusnya meningkatkan rasa percaya diri, bukan hanya meniru penampilan model dalam iklan.
12. Jurnal 12
Penulis Jurnal: Khalaya Azizah Wibowo, Widyasari
Judul Jurnal: Analisis Thumbnail Video dalam Meningkatkan Retensi Pengguna Youtube Melalui Pendekatan Desain Grafis Yang Inovatif
Halaman Jurnal: 310-320
Teori
YouTube merupakan salah satu platform yang sering diakses oleh masyarakat Indonesia. Di era digital yang didominasi oleh konten online, YouTube telah menjadi pusat bagi pengguna internet untuk mencari, berbagi, dan mengakses berbagai jenis informasi dan hiburan. Fenomena ini menciptakan persaingan yang ketat di antara para pembuat konten, di mana menarik perhatian dan mempertahankan minat pengguna menjadi tantangan utama.
YouTube Shorts adalah fitur di YouTube yang menampilkan video vertikal maksimal 60 detik. Pengguna bisa membuat video langsung dari aplikasi YouTube dengan tambahan audio, teks, atau filter. Shorts memungkinkan interaksi pengguna seperti like, dislike, dan berlangganan saluran. Thumbnail adalah miniatur gambar/video yang menarik minat penonton untuk melihat lebih banyak konten. Thumbnail juga penting dalam meningkatkan retensi pengguna YouTube melalui desain grafis yang inovatif.
Metode
a). Observasi
Pencarian informasi dan data melalui pengamatan
b). Studi Pustaka
Mengumpulkan data berkaitan dengan topik melalui jurnal,artikel,dan buku agar mendapatkan landasan teori yang sesuai.
Hasil
Hasil analisis menyatakan bahwa penerapan desain grafis yang kreatif, menarik, dan informatif pada thumbnail video dapat berperan signifikan dalam memperpanjang waktu retensi pengguna di platform YouTube. Dengan memahami preferensi dan psikologi pengguna, serta menggunakan elemen-elemen desain yang inovatif, seperti tipografi yang menarik dan ilustrasi yang menggugah, thumbnail video dapat menjadi alat yang efektif dalam mempertahankan minat penonton.
Pentingnya pendekatan desain grafis yang inovatif pada thumbnail video tidak dapat diabaikan. Dengan mengintegrasikan elemen-elemen visual yang menarik dan informatif, kreator konten dapat menciptakan thumbnail video yang bukan hanya menarik perhatian, tetapi juga meningkatkan daya tarik untuk mengklik video tersebut. Oleh karena itu, penerapan strategi desain grafis yang kreatif merupakan langkah yang relevan dan penting dalam meningkatkan retensi pengguna di YouTube.
Melihat urgensi ini, kreator konten dan pemasar perlu terus menggali konsep desain grafis yang inovatif untuk thumbnail video mereka. Dengan terus eksperimen dan menyesuaikan desain sesuai dengan respons pengguna, mereka dapat mengoptimalkan thumbnail video sebagai alat yang efektif dalam mempertahankan minat dan meningkatkan retensi pengguna di platform YouTube.
13. Jurnal 13
Penulis Jurnal: Edo Galasro Limbong
Judul Jurnal: ELEMEN-ELEMEN IKLAN DALAM MENYAMPAIKAN PESAN KOMUNIKASI IKLAN XL BERJUDUL “PESAN UNTUK RAKA”
Halaman Jurnal: 12-22
Teori
Penelitian ini mengeksplorasi peran penting kreativitas dalam iklan, terutama dalam bentuk audio-visual seperti video. Kreativitas dianggap krusial untuk menarik perhatian audiens sehingga mereka tertarik menonton iklan tersebut. Selain narasi yang menarik, elemen emosional juga memainkan peran penting dalam iklan ini. Iklan XL berjudul "Pesan untuk Raka" menggunakan pendekatan emosional untuk mengkomunikasikan pesan terkait pandemi COVID-19 dan upaya tenaga kesehatan di Indonesia.
Metode
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka atau dokumen yang diambil dari berbagai sumber, baik buku maupun platform media sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguraikan berbagai elemen iklan yang dapat digunakan dalam menyampaikan pesan komunikasi dalam iklan XL Axiata.
Hasil
Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklan "Pesan untuk Raka" berhasil menyampaikan pesan komunikasi yang berkaitan dengan pandemi COVID-19 melalui penggunaan elemen emosional. Ini disampaikan melalui ekspresi wajah, ucapan, dan visual yang disajikan dalam bentuk film pendek berdurasi 8 menit 46 detik. Iklan ini menunjukkan bagaimana elemen-elemen seperti narasi dan daya tarik emosional dapat digunakan secara efektif untuk menyampaikan pesan yang mendalam dan relevan dengan situasi saat ini.
14. Jurnal 14
Penulis Jurnal: Tengku Walisyah
Judul Jurnal: Bentuk-Bentuk Komunikasi Visual Dalam Periklanan
Halaman Jurnal: 33-57
Teori
Penelitian ini mengkaji teori komunikasi visual dalam konteks periklanan, yang melibatkan penggunaan berbagai elemen visual seperti tipografi, ilustrasi, warna, garis, dan tata letak untuk menciptakan pesan yang menarik dan efektif. Dalam komunikasi, pesan bisa berbentuk verbal dan non-verbal, di mana pesan non-verbal mencakup simbol, isyarat, dan ekspresi wajah yang dapat menyampaikan makna tanpa kata-kata.
Metode
Metode penelitian yang diterapkan dalam jurnal ini adalah analisis semiotika, yang berfokus pada sistem tanda dalam iklan. Analisis ini meneliti bagaimana tanda-tanda, baik verbal maupun non-verbal, digunakan dalam iklan untuk menyampaikan pesan kepada audiens. Penelitian ini juga mengeksplorasi elemen-elemen desain komunikasi visual yang dapat meningkatkan daya tarik iklan, seperti tipografi dan penggunaan warna.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa elemen visual dalam iklan memiliki pengaruh signifikan terhadap daya tarik dan efektivitas pesan iklan. Penggunaan elemen seperti warna dan tata letak yang tepat dapat menarik perhatian audiens dan meningkatkan kesan yang ditinggalkan oleh iklan. Penelitian ini juga menemukan bahwa iklan yang efektif dapat menghentikan aktivitas audiens dan memaksa mereka untuk memperhatikan pesan yang disampaikan. Pada intinya pentingnya desain komunikasi visual dalam menciptakan iklan yang tidak hanya menarik secara estetis tetapi juga efektif dalam menyampaikan pesan kepada target audiens.
15. Jurnal 15
Penulis Jurnal: Triana April Liani, Wahyu Kartika Wienanda
Judul Jurnal: ANALISIS SEMIOTIK TERHADAP IKLAN YOUTUBE MIE SEDAAP KOREAN SPICY CHICKEN
Halaman Jurnal: 79-85
Teori
Penelitian ini memanfaatkan teori semiotika dari Charles Sanders Peirce dan Van Leeuwen. Peirce membagi tanda-tanda menjadi ikon (menyerupai objek), indeks (memiliki hubungan langsung dengan objek), dan simbol (hubungan berdasarkan kesepakatan). Van Leeuwen menambahkan bahwa tanda-tanda ini bisa berupa gambar, warna, gestur, suara, objek, kata, atau bau untuk menyampaikan pesan kepada konsumen.
MetodePenelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis konten terhadap video iklan Mie Sedaap Korean Spicy Chicken di YouTube. Video berdurasi 15 detik dianalisis menggunakan teori semiotika Peirce untuk mengidentifikasi ikon, indeks, dan simbol yang ada.
Hasil Penelitian
Iklan menggunakan berbagai tanda semiotika:
- Ikon: Choi Siwon sebagai duta merek menunjukkan keaslian rasa Korea dan produk Mie Sedaap sebagai representasi produk.
- Indeks: Kemasan hitam dengan gambar api merah menunjukkan rasa pedas, gerakan tubuh Choi Siwon menekankan keaslian rasa.
- Simbol: Huruf Hangeul menunjukkan keterkaitan budaya Korea, logo WingsFood dan Mie Sedaap menegaskan identitas produk.
Hasilnya menunjukkan bahwa kombinasi tanda-tanda ini efektif dalam menyampaikan pesan dan menarik minat konsumen. Penggunaan Choi Siwon berhasil meningkatkan perhatian dan jumlah penonton iklan di YouTube, menunjukkan bahwa pemilihan model iklan yang tepat sangat berpengaruh pada efektivitas iklan.
Penelitian ini membantu memahami penggunaan tanda semiotika dalam iklan dan memberikan panduan untuk desain iklan yang efektif.
16. Jurnal 16
Penulis Jurnal: Mukti Murtini, Indri Hastuti Listyawati, Wahyu Eko Prasetyanto
Judul Jurnal: Efektivitas Iklan di Youtube dan Komunitas Merek serta pengaruhnya terhadap Keputusan Pembelian
Halaman Jurnal: 107-121
Teori
Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana iklan di YouTube dan komunitas merek memengaruhi keputusan pembelian konsumen. Iklan yang efektif dan komunitas merek yang kuat diyakini dapat meningkatkan niat beli. Teori logika dominasi konsumen menjelaskan dampak negatif komunitas merek terhadap efektivitas iklan.
Metode
Penelitian menggunakan metode regresi linier dengan sampel 59 video iklan dari merek besar Indonesia. Keputusan pembelian diukur berdasarkan respon memori iklan, yaitu "suka" dan "tidak suka".
Hasil
Studi ini menemukan hubungan signifikan antara efektivitas iklan dan komunitas merek terhadap niat beli. Namun, komunitas merek memiliki pengaruh negatif terhadap hubungan antara efektivitas iklan dan niat beli.
17. Jurnal 17
Penulis Jurnal: Rohiman Rohiman, Ade Mousadecq, Abdi Darmawan, Alfajri Ahmad Ramadhan
Judul Jurnal: Kajian Tanda Pada Poster Iklan Produk IKEA
Halaman Jurnal: 32-35
Teori
Penelitian ini meneliti iklan poster IKEA melalui lensa semiotika, ilmu yang mempelajari tanda dan simbol. Semiotika, yang berasal dari kata Yunani "semeion" yang berarti tanda, melibatkan analisis dua tingkat makna: denotasi (makna harfiah) dan konotasi (makna yang tergantung pada norma budaya). Roland Barthes, seorang tokoh penting dalam bidang semiotika, mengembangkan teori ini lebih lanjut.
Dalam konteks periklanan, semiotika membantu memahami bagaimana iklan tidak hanya menyampaikan informasi tentang produk, tetapi juga mempengaruhi perilaku dan persepsi konsumen. Periklanan sendiri adalah aktivitas yang bertujuan menyampaikan pesan kepada publik untuk mempromosikan produk atau jasa. Menurut Terence A. Simp, tujuan utama periklanan adalah menginformasikan, membujuk, mengingatkan, menambah nilai, dan mendampingi konsumen.
Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode semiotika untuk menganalisis makna teks dan konteks dalam poster iklan IKEA. Data dikumpulkan melalui observasi, dokumentasi, dan studi literatur. Analisis dilakukan dengan menggunakan model semiotika Roland Barthes yang terdiri dari dua tingkat makna denotasi dan konotasi. Pada tingkat pertama, peneliti fokus pada visualisasi atau tampilan visual yang realistis. Pada tingkat kedua, peneliti menganalisis interpretasi nilai-nilai kontekstual yang ingin disampaikan oleh iklan tersebut.
Hasil Penelitian
Hasil analisis menunjukkan adanya makna denotasi dan konotasi dalam poster iklan IKEA. Makna denotasi adalah pesan langsung yang terlihat dari gambar, sementara makna konotasi adalah interpretasi yang lebih dalam yang dipengaruhi oleh budaya dan norma sosial. Penelitian ini membantu memahami bagaimana simbol-simbol dalam iklan IKEA berfungsi dan pesan apa yang ingin disampaikan kepada audiens.
Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam pemahaman akademis mengenai peran semiotika dalam desain komunikasi visual. Ini menunjukkan bagaimana sistem tanda bekerja dalam karya visual dan bagaimana iklan dapat mempengaruhi persepsi dan perilaku konsumen.
18. Jurnal 18
Penulis Jurnal: Christine Suharto Cenadi
Judul Jurnal: ELEMEN-ELEMEN DALAM DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
Halaman Jurnal: 1-10
Teori
Desain Komunikasi Visual (DKV) adalah bidang yang menggabungkan berbagai elemen desain seperti tipografi, simbolisme, ilustrasi, dan fotografi untuk menyampaikan pesan dengan efektif. Dalam era globalisasi, DKV menjadi semakin penting karena membantu komunikasi manusia menjadi lebih efisien dalam kehidupan sehari-hari. DKV mencakup sarana untuk identifikasi, informasi, instruksi, presentasi, dan promosi.
Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis deskriptif untuk mengevaluasi elemen-elemen yang digunakan dalam DKV. Elemen-elemen tersebut meliputi tipografi, yang merupakan seni mengatur huruf agar mudah dibaca dan tetap memiliki nilai estetika; simbolisme, yang menggunakan tanda dan simbol untuk menyampaikan pesan; serta ilustrasi dan fotografi, yang digunakan untuk menambah visualisasi dan daya tarik pesan.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas DKV sangat bergantung pada kemampuan desainer dalam menggabungkan elemen-elemen desain tersebut. Desainer perlu memiliki keterampilan multifungsi, tidak hanya dalam mendesain tetapi juga dalam mengelola proses produksi dan pemasaran desain mereka. DKV yang berhasil adalah hasil dari proses kreatif yang melibatkan banyak percobaan dan kesalahan (trial and error).
Penelitian ini juga menegaskan bahwa kemajuan teknologi dan kecerdasan manusia telah mempermudah dan mempercepat perkembangan DKV, yang pada akhirnya meningkatkan efektivitas komunikasi visual dalam berbagai aspek kehidupan.
19. Jurnal 19
Penulis Jurnal: Yasraf Amir Pialang
Judul Jurnal: Semiotika Teks: Sebuah Pendekatan Analisis Teks
Halaman Jurnal: 189-198
Teori
Artikel ini mengulas semiotika teks, yang merupakan bagian dari semiotika umum. Teori semiotika dikembangkan oleh Ferdinand de Saussure, yang mendefinisikan semiotika sebagai ilmu yang mempelajari tanda dalam kehidupan sosial. Saussure memperkenalkan konsep 'langue' dan 'parole' sebagai dua model analisis bahasa: 'langue' mengacu pada sistem bahasa, sedangkan 'parole' mengacu pada penggunaan bahasa dalam komunikasi sosial.
Dalam semiotika, teks tidak hanya terbatas pada teks tertulis, tetapi juga mencakup teks visual seperti gambar, ilustrasi, dan foto. Studi teks meliputi berbagai bidang seperti hermeneutika, retorika, narasi, dan semiotika media.
Metode
Penelitian dalam semiotika teks dapat menggunakan berbagai metode. Salah satu metode utama adalah analisis teks, yang dapat dikombinasikan dengan metode lain seperti analisis isi, diferensial semantik, dan etnografi. Metode ini tidak hanya fokus pada teks itu sendiri, tetapi juga pada pengguna teks dan konteks sosial di sekitarnya.
Beberapa penelitian menggabungkan pendekatan semiotika dengan pendekatan lain. Misalnya, Judith Williamson menggabungkan semiotika dengan psikoanalisis dalam analisis iklan, sedangkan Dick Hebdige menggabungkan semiotika dengan antropologi untuk memahami fenomena tanda dalam subkultur.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian dalam artikel ini menunjukkan bahwa iklan sebagai teks visual memiliki peran penting dalam membentuk makna sosial. Iklan terdiri dari tiga elemen tanda utama: objek yang diiklankan, konteks yang memberikan makna pada objek, dan teks yang memperkuat makna tersebut. Penelitian juga menyoroti bagaimana realitas yang ditampilkan dalam iklan sering kali berbeda dengan realitas sosial sebenarnya, menciptakan semacam 'pemalsuan realitas'.
Kesimpulan
Penelitian ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana tanda dan teks berfungsi dalam konteks sosial, serta bagaimana berbagai metode dapat digunakan untuk menganalisis makna yang dihasilkan oleh tanda-tanda tersebut. Kombinasi metode dalam semiotika memungkinkan analisis yang lebih komprehensif terhadap fenomena sosial dan budaya.
20. Jurnal 20
Penulis Jurnal: Genta Kurniawan, Jupriani
Judul Jurnal: Analisis Representasi dan Interpretasi Makna Visual Dalam Iklan Marjan Edisi Ramadan 1444H: Analisis Semiotika Roland Barthes
Halaman Jurnal: 379-396
Teori
Penelitian ini menggunakan pendekatan semiotika Roland Barthes untuk menganalisis iklan Sirup Marjan Edisi Ramadhan 1444H. Semiotika Roland Barthes mencakup tiga konsep utama dalam memahami sebuah tanda: denotasi, konotasi, dan mitos. Denotasi mengacu pada makna literal atau deskriptif dari suatu tanda, konotasi melibatkan interpretasi atau asosiasi yang lebih mendalam, dan mitos adalah narasi yang dibangun di sekitar tanda-tanda dalam iklan yang menciptakan pesan yang lebih besar【3†source】.
Metode
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Teknik yang digunakan meliputi observasi langsung terhadap iklan tanpa perantara dan studi pustaka yang melibatkan pencarian, pengumpulan, dan analisis literatur serta sumber-sumber ilmiah yang relevan. Sumber data primer adalah iklan Sirup Marjan edisi 1444H, sementara data sekunder diperoleh dari buku, jurnal, artikel, dan penelitian terdahulu yang relevan.
Hasil Penelitian
Penelitian ini mengidentifikasi dan menginterpretasi tanda-tanda visual dalam iklan Marjan, termasuk simbol, warna, dan komposisi. Analisis menunjukkan bahwa iklan ini berhasil mengomunikasikan pesan yang kompleks dan mendalam melalui media visual. Beberapa hasil utama meliputi:
1. Karakter Baruna: Melambangkan pahlawan yang melindungi lingkungan dan menunjukkan kepedulian terhadap isu pencemaran laut.
2. Gambaran Sampah di Laut: Menggambarkan masalah pencemaran lingkungan dan dampak negatif perilaku manusia terhadap laut.
3. Penggunaan Simbol-simbol: Membantu menciptakan pesan yang lebih mendalam dan menggugah emosi audiens, seperti penggunaan tali sebagai simbol kerja sama dan gotong royong dalam mengatasi masalah lingkungan.
Penelitian menyimpulkan bahwa iklan Marjan Edisi Ramadhan 1444H merupakan pencapaian dalam komunikasi pesan-pesan yang rumit dan mendalam melalui media visual. Diharapkan bahwa iklan ini akan memotivasi penonton untuk merenungkan makna-makna yang disampaikan dan mungkin mengubah perilaku mereka dalam menghadapi isu lingkungan.
Komentar
Posting Komentar